"Saat ini rekening Hendra Gunawan yang hanya berisi Rp 19 ribu telah dibekukan," tutur Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto, kepada wartawan di kantornya, Jl Sudirman, Jakarta, Kamis (7/6/2012).
Sedangkan rekening Sunar Sasongko selaku penampung dana transfer dari nasabah dan pembelanjaan barang juga sudah diblokir. Sayangnya Rikwanto tidak mau menyebutkannya isi rekening Sunar yang sekarang masuk daftar pencarian orang (DPO).
Rikwanto menyangkal adanya kaitan antara PT GAN dengan kasus penipuan berkedok MLM PT Koperasi Langit Biru (KLB). Kedua usaha ini tidak ada hubungan antara satu sama lain.
Polda Metro Jaya menindaklanjuti dugaan penipuan bisnis multi level marketing (MLM) PT Gradasi Anak Negeri dengan menetapkan 2 tersangka. Hendra Gunawan (komisaris PT GAN) jadi tersangka sejak 5 Juni 2012 dan Ilham Hidayat (Direktur PT GAN) sejak 6 Juni 2012.
Selain kedua orang itu, Polda juga memasukkan 3 orang ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Mereka adalah Arman Arsito (pencetus berdirinya PT GAN), M. Rizal (penggerak nasabah), dan Sunar Sasongko (penampung dana transfer dari nasabah dan pembelanjaan barang).
Kasus Penipuan MLM, Polisi Tahan Komisaris & Dirut PT GAN
Selain kedua orang itu, Polda juga memasukkan 3 orang ke dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Mereka adalah Arman Arsito (Pencetus berdirinya PT GAN), M. Rizal (penggerak nasabah), dan Sunar Sasongko (penampung dana transfer dari nasabah dan pembelanjaan barang).
"Hendra perannya menerima uang dari investor melalui rekening pribadinya, Ilham Hidayat juga begitu. Uang dari rekening mereka sebagian ditransfer ke Sunar Sasongko, sementara Ilham memberikan uang ke Arman secara cash. Sementara dari keterangan dua saksi, M. Rizal diduga menggelapkan uang perusahaan senilai Rp 18 miliar," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jl Sudirman, Jakarta, Kamis (7/6/2012).
Rikwanto menambahkan keduanya ditangkap dan dikepung oleh nasabahnya sendiri di kantor PT GAN di Tangerang. Dalam kasus ini polisi sudah memeriksa 15 orang saksi untuk mengetahui aliran dana dan jenis penipuannya. Mereka adalah:
1. Carini (saksi pelapor/investor Rp 60 juta)
2. Subhi (investor Rp 100 juta)
3. Elyas Pikal (investor Rp 15 juta)
4. Nanang Abimanyu (Kepala Cabang PT GAN wilayah Petir Tangerang, investasi Rp 20 juta dengan mengajak 20 orang)
5. Parulian Julkarnaen (investor Rp 25juta)
6. Wildal Ridho (Rp 5 juta)
7. Abu Baharudin (Rp 20 juta)
8. Andri Supriyanto (warga)
9. Siska Kurniawati (karyawan PT GAN)
10. Yohana Dewi (istri tersangka DPO Arman Arseto, pendiri PT GAN)
11. Sofia anggraeni (kasir PT GAN, investor Rp 10 juta)
12. Johan Martianto (investor Rp 50 juta)
13. H. Wahyudin (investor Rp 150 juta)
14. M. Safi'i (investor Rp 30 juta)
15. Jumadi yasep (security PT GAN)
Rikwanto menjelaskan sistem kerja PT GAN, yakni investor memberikan uang minimal Rp 5 juta kepada pihak perusahaan untuk investasi awal. Kemudian minggu kedua investor tersebut mendapat 10 persen dari investasi awal, lalu berulang seminggu kemudian dan berulang selama 52 minggu.
Bonus ini berlaku kelipatannya. Sementara beberapa korban ada yang sudah mendapat bonusnya, sekali atau dua kali.
"Kalau untuk pelapor Carini, ia diberi cek senilai 10 persen dari jumlah investasinya, 60 juta. Tapi ternyata cek tersebut kosong dan ia akhirnya melapor ke Polres Tangerang Kota," tutur Rikwanto.
Jika nasabah PT GAN berhasil menggaet orang lain untuk berinvestasi, maka nasabah itu akan mendapat bonus. Namun jumlah bonusnya, menurut Rikwanto, masih didalami.
Untuk mendapatkan nasabah, PT GAN menggunakan sistem promosi dari mulut ke mulut. Berdasarkan keterangan tersangka, produk yang diperdagangkan dari bisnis ini adalah sarden dengan merk 'Kiko'.
"Namun, kami belum menemukan barangnya. Baru sekadar cerita," jelasnya.
Perusahaan yang beralamat di Puri Metropolitan, Kecamatan Petir, Kelurahan Cipondoh, Tangerang Banten ini telah berhasil mengumpulkan dana sebanyak Rp 390 Miliar dari 21 ribu nasabahnya di wilayah Tangerang Kota.
(gah/vta)
Puluhan Nasabah Bongkar Brankas di Rumah Pegawai Gradasi Anak Negeri
Pembongkaran paksa brankas Gradasi Anak Negeri ini berlangsung di Jl Duta Raya Blok H1 No 9 Kelurahan Sangiang Jaya, Kecamatan Periuk, Kota Tangerang. Peristiwa ini terjadi pada, Selasa (5/6), pukul 18.00-22.00 WIB. Selama pembongkaran, situasi berlangsung kondusif.
"Nasabah membongkar paksa brankas, mereka mengira ada uang di dalamnya, tetapi ternyata kosong sama sekali," kata Kasat Reskrim Polres Tangerang Kota AKBP Suharyatno kepada detikcom, Rabu (6/6/2012).
Suharyatno mengatakan, awalnya para nasabah mendatangi lokasi untuk menemui pegawai PT Gradasi Anak Negeri. Mereka kemudian membuka paksa rumah Sasongko dan mengeluarkan 4 unit brankas dari dalam rumah tersebut.
Suharyatno mengatakan, pembongkaran brankas dilakukan oleh 17 nasabah. Sementara nasabah lainnya sekitar 50 orang menunggu di luar pagar rumah dengan disaksikan sekitar 500 warga.
"Pembukaan paksa 2 brankas dilakukan dengan linggis kayu dan palu, sementara yang 2 lagi dibuka dengan cara menggunakan gurinda listrik," katanya.
Sebelumnya, ratusan nasabah PT Gradasi Anak Negeri mendatangi Polda Metro Jaya pekan lalu. Mereka meminta bertemu dengan Hendra Gunawan, Dirut PT Gradasi Anak Negeri yang diamankan polisi lantaran disekap di kantornya, Cipondoh, Tangerang.
Para nasabah terus memburu manajemen Gradasi Anak Negeri lantaran mengalami keterlambatan pembayaran bonus sejak Maret 2012.
Untuk melihat videonya silahkan simak di bawah ini: